JUST_GEO_IT

About Me





Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam Perjuangan untuk teman - teman semuanya !! VIVAT

Nama lengkap saya adalah Achmad Rival Setyawan. Saya berstatus Mahasiswa Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Panggilan akrab saya "rival" (bukan musuh artinya). alamat lengkap saya di Kedungpring Lamongan. anda bisa mengetahui detail melalui peta yang saya sajikan di bawah  ^_^. bisa juga menghubungi saya lewat facebook saya. untuk membuka facebook saya klik disini.

semoga bisa bermanfaat blog yang saya buat. ^_^


READMORE
 

PENGENALAN JENIS - JENIS CITRA SATELIT


Saat ini
 banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing.
            Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam.
1.      Citra Satelit Cuaca terdiri dari TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP.
2.      Citra satelit sumberdaya alam terdiri dari: 
a)      Resolusi Rendah yaitu, SPOT, LANDSAT, ASTER.
b)      Citra Resolusi Tinggi yaitu, IKONOS, QUICKBIRD.
Satelit Landsat (land satelite)
            Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185km x 185km.


Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)
            Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat.  satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan.

Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
            Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.

Satelit QUICKBIRD
            Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).

Satelit IKONOS
            Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya 681km.citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.


Satelit ALOS
            Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi  satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantaulingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam.

Satelit GeoEye     
            GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori olehGoogle dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampumemetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelitkomersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.

Satelit WorldView
            Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yangdiluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memilikiresolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
            Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanicand Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untukmenggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra RedObservation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km,inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4. DCS (Data Collection System),
5. SEM (Space Environment Monitor),
6. SARSAT (Search And Rescue Sattelite System).


Kegiatan praktikum berupa pengamatan dan membandingkan kenampakan obyek pada tiap-tiap citra satelit yang tersedia. Pembahasannya yaitu : 
Berdasarkan hasil praktikum penginderaan jauh Acara 3 Pengenalan Jenis-Jenis Citra Satelit, kita dapat mengenali berbagai macam jenis-jenis citra satelit dan melatih kita dalammengenali objek pada citra satelit penginderaan jauh. Ada berbagai macam jenis citra yang digunakan dalam praktikum ini, diantaranya yaitu Spot, GeoEye, Alos, Ikonos, Quickbird, World View-2, Landsat, Aster, dan sebagainya.
      
Pada Tabel 1 Perbandingan Kenampakan Objek kita dapat mengetahui Rona dan Kedetailan empat objek yaitu tubuh air, vegetasi, permukiman, dan jalan. Rona dan kedetailan pada citra Satelit penginderaan jauh akan tampak berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung pada komposit dan resolusinya. Pada komposit yang berbeda, obyek memiliki rona dan warna yang berbeda meskipun jenis citra satelitnya sama. Contoh : pada citra SPOT 5 dengan komposit 321, kenampakan tubuh air berwarna merah muda dan permukiman berwarna ungu. Sedangkan pada citra SPOT dengan komposit 432, kenampakan tubuh air berwarna hijau dan permukiman berwarna merah. Hal tersebut membuktikan bahwaBerdasarkan reolusinya, citra satelit dibagi menjadi tiga, yaitu Resolusi Tinggi (Ikonos, Quickbird, Worldview, dan GeoEye), Resolusi menengah (Spot, Landsat, Alos, dan Aster), dan Resolusi rendah (NOAA dan Modis).

     Dengan adanya pengklasifikasian berdasarkan resolusi tersebut, maka terlihat jelas bahwa hasil pengamatan pada citra Worldview dan GeoEye tampak sangat jelas objeknya karena berupa foto udara dengan kenampakan asli seperti di lapangan. Pada hasil pengamatan citra Ikonos dan Quickbird tampak jelas/detail karena resolusinya tergolong menengah. Sedangkan pada citra satelit penginderaan jauh SPOTALOS, Landsat, dan Aster terlihat kurang jelas/tidak detail dengan resolusinya yang rendah.

     Tabel 2 Perbandingan antar Citra, menggambarkan perbandingan antar dua jenis citra yang berbeda namun masih dalam satu kelas resolusi yang sama. Misalnya, citra satelit dengan resolusi tinggi, maka sebaiknya dibandingkan dengan citra dengan resolusi yang tinggi pula supaya ada keseimbangan perbandingan hasil objek pada foto udara. Pada tabel kedua ini kita menganalisis/mengamati luas liputan, kedetailan objek, kejelasan bentuk geometri, dan perbedaan antar objek. Kategori yang digunakan adalah Luas Liputan meliputi luas, agak luas, dan kurang luas; Kedetailan Objek meliputi sangat detail, detail, dan tidak detail; serta Kejelasan Bentuk Geometri dan Perbedaan antar Objek meliputi jelas, sedang, tidak jelas.

     Pada citra satelit yang memiliki resolusi tinggi, seperti Quickbird dan Ikonos, kedetailan obyek dan kejelasan bentuk geometri bernilai tinggi. sebab, kedua citra tersebut memiliki keunggulan dalam menangkap obyek secara lebih detail. Luas liputan yang dimiliki sempit, tidak seluas citra dengan resolusi sedang dan rendah sebab dengan luas liputan yang sempit, Quickbird maupun Ikonos mampu menghasilkan kenampakan obyek yang lebih detail. Sedangkan, pada citra satelit dengan resolusi sedang maupun rendah, seperti Landsat dan NOAA, keduanya cenderung memiliki luas liputan yang lebih luas dibandingkan citra satelit yang beresolusi tinggi. Untuk citra satelit beresolusi sedang seperti Landsat, nilai kedetailan dan kejelasan bentuk geometri yang rendah justru menimbulkan manfaat dalam penggunaan citra tersebut. Sebab, citra tersebut dapat dimanfaatkan dalam hal analisis penggunaan lahan maupun bentukan lahan. Citra beresolusi tinggi tidak dapat digunakan untuk analisis semacam itu, sebab klasifikasi lahan berdasarkan warna tidak dapat terlihat (obyek terlalu detail, sulit untuk dikelompokkan). Sedangkan citra dengan resolusi rendah seperti NOAA, biasanya digunakan untuk pemantauan cuaca. Sebab, luas liputan citra tersebut sangat luas dan tidak mampu menangkap obyek permukaan bumi secara detail.

     Pada tabel 3, terdapat perbandingan berbagai jenis citra. Perbandingan antara citra satelit cuaca dengan SDA menghasilkan beberapa perbedaan.  Secara umum, semua jenis citra memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing serta karakteristik dan tujuan yang berbeda yang menjadi ciri khas satu dengan yang lainnya. Citra SDA dengan kelebihannya yaitu memiliki kenampakan obyek yang lebih detail, membuat citra tersebut sangat cocok digunakan dalam hal analisis lahan, manajemen bencana, analisis perubahan bentuk lahan atau obyek tertentu, dan sebagainya. Namun, citra satelit cuaca juga memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh citra satelit SDA yaitu dapat digunakan untuk memantau keadaan bumi untuk keperluan hidrologi, oceanografi dan meteorologi termasuk memantau kebakaran hutan, bahkan dapat digunakan untuk menentukan lokasi keberadaan ikan-ikan di lautan.

terimakasih kepada blog http://rizkyoktaviani.blogspot.com/2012/07/pengenalan-jenis-jenis-citra-satelit.html
READMORE
 

Pengenalan Geographic Information System (GIS)


Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.


READMORE
 

SPOT 6 satellite


An Indian PSLV launcher sent France's high-resolution SPOT 6 Earth observation satellite to orbit Sept. 9, the second of four spacecraft designed to form a complete optical constellation that will offer daily images of every point on the globe in high and very-high resolution.
Launched from the Satish Dhawan Space Center in India, the EADS Astrium-built SPOT 6 joins the company's very-high-res Pleiades 1A satellite in orbit. Lofted in December 2011 atop a European Ariane 5, Pleiades 1A will be paired next year with its twin, Pleiades 1B, followed by the launch of SPOT 7 in early 2014. Together the four spacecraft will comprise an Earth observation system operated by Astrium Satellites and exploited by the company's satellite-product distributor, Astrium Services.
Once all four spacecraft are working together in orbit, each point on the globe will be seen once daily, with SPOT 6 and 7 offering a wide-picture view at 1.5 m over a 60-km swath and Pleiades 1A and 1B observing the same area with a narrower field of view in greater detail at 50-cm resolution.
“With four satellites phased 90 degrees apart in the same heliosynchronous quasi-polar orbit, we will be able to offer our customers geo-information products in record time, in as little as six hours,” says Astrium Services CEO Eric Beranger. “With four satellites, we obviously have more freedom in terms of the revisit interval, for better change detection or faster coverage. Users can choose between very-high-resolution data capture at a specific point and high-resolution data capture over a larger area. We can also combine the two, of course. For instance, in case of flooding, SPOT 6 can provide the big picture and Pleiades will bring the focus over the most populated or damaged areas.”
Designed to ensure service continuity of France's SPOT 4 and SPOT 5 satellites, which have been operating since 1998 and 2002 respectively, the SPOT 6 and 7 ground and space segments have been enhanced to provide better reactivity - from satellite tasking to product delivery - and collection capacity. Based on the newly designed Astrium Astrosat 500 MklI platform, SPOT 6 and 7 are lighter (weighing 720 kg against SPOT 5’s 3 metric tons), due in part to the inclusion of silicon carbide, a new detector for the instrument and new avionics for the satellite. Together SPOT 6 and 7 will cover 6 million square km per day over the course of their 10-year service life.




Satelit SPOT 6 akan diluncurkan antara 2012-2014 sedangkan SPOT 7 pada tahun 2014. Satelit tersebut akan diorbitkan pada jalur yang sama dengan Pleiades 1 & 2 dengan ketinggia 694 Km. dapat merekam sampai 750 scene perhari persatelit
  • Citra yang akan dihasilkan dari SPOT 6 & 7:
    • Pankromatik: 1.5 m
    • Fusion (penggabungan warna): 1.5 m
    • Multispektral: 6 m
    • Preprocessing level: Sensor, Ortho
  • Resolusi Spektral:
    • Pankromatik (450 – 745 nm)
    • Biru (450 – 525 nm)
    • Hijau (530 – 590 nm)
    • Merah (625 – 695 nm)
    • Inframerah Dekat (760 – 890 nm)
  • Resolusi Temporal 6x kerja perhari persatelit
  • Luas Cakupan 60 km x 60 km, lebar cakupan 60 Km at nadir dan maksimal panjang strip 600 Km.
  • Format data JPEG 2000
  • Kapasitas untuk merekam sampai pada 3.000.000 km2. perhari
READMORE
 

3D Laser Scanning


3D Laser Scanning



Laser Scanner Leica HDS (High Definition Survey) series & C 1o
3D Laser scanner adalah sebuah alat  yang dapat mengambil data, berupa titik-titik (point cloud) yang juga merupakan koordinat  dari  objek atau lingkungan sekitar yang real.  Data-data yang diambil oleh alat Laser Scanner akan diproses ke dalam bentuk model 3D (tiga dimensi).
Model dalam bentuk 3D banyak digunakan secara luas  dalam  proses  Engineering DesignSurvey Technology, Engineering Construction,  Arts, As Built Survey, Oil & Gas Survey dan Engineering lainnyaAlat laser scanner ini digunakan juga untuk proses Conservation bangunan-bangunan tua yang bersejarah atau Heritage.  Dengan adanya alat laser scanner ini, akan memudahkan kita dalam mendesain ulang sebuah bangunan, atauarchitectural building yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.


Berbagai macam product 3D Laser Scanner telah dikeluarkan oleh beberapa Manufacturerperalatan survey, tentunya dengan teknologi dan menggunakan Processing Softwareyangberbeda. Kekurangan alat ini yaitu tidak dapat mengambil data dari objek transparan, seperti kaca atau benda optik lainya yang menyerap sinar laser. Namun dapat diatasi dengan melapisi objek transparan tersebut dengan suatu lapisan yang dapat memantulkan sinar laser.




Dalam industri oil & gas aplikasi  Laser Scanning Survey dapat digunakan untuk proses redesign engineering,dimana output yang dihasilkan berupa As Built Drawing. Sebagai contoh adalahLaser Scanning Survey di bawah ini, dengan objek survey  berupa Well Head pada salah satu Lapangan Geothermal yang berada di Jawa Barat.   Deliverables yang diperlukan dari hasil survey ini, berupa data  Well head Layoutcoordinat point, Piping Coordinat PointWell Head Dimension, dan Well Head Orientation.
Proses 3D Laser Scanning Survey
Dari gambar di atas, proses pertama yang dilakukan adalah menghasilkan point cloud dengan melakukan  Scanning Process menggunakan Alat Leica HDS3000. Sedangkan proses pengambilan  geographic data coordinate menggunakan Total Station yang nantinya akan diikatkan dengan point cloud hasil Scanning Proses tersebut.  Proses kedua adalah data processing dengan merubah point cloud menjadi  3D models dengan menggunakan software 3D, proses selanjutnya mengkonversi  dari 3D Drawing menjadi  2D Drawing. Data 3D drawing sangat diperlukan untuk mengetahui  layout  dari sebuah equipment, disamping hal tersebut, data informasi jumlah equipment,dimensi pipa, jumlah elbowvalveInstrument, Cable Tray,dapat diperoleh.

3D Model Water Treatment  System di salah satu Oil & Gas Company di Kalimantan Timur

3D Separator salah satu Unit  Geothermal Power Plant di Jawa Barat
Dengan adanya Informasi dari data-data tersebut, akan memudahkan bagi seorang  Plant Designer untuk melakukan modifikasi pada Piping maupun Struktural, tanpa harus melakukansite visit dengan mengukur ulang di lapangan, dimana tingkat keakuratan dari alat Laser Scanner ini sebesar 2mm-5mm.  Sehingga dalam hal ini proses modifikasi akan lebih cepat, serta mengurangi resiko kesalahan dalam konstruksi, hal ini akan menghemat project cost.
Leica HDS3000, merupakan laser scanner 3D generasi yang pertama diluncurkan oleh Leica, dengan tingkat keakurasian  data lapangan yang tinggi dan  efisien untuk berbagai proyek survei dan rekayasa. Leica HDS3000dapat di Upgrade menjadi setingkat Leica Scan  Station





Di bawah ini, karakteristik dari HDS3000 yang membedakannya dari Laser Scanner Instrumen lain yang sekelas, antara lain:
  • Maximum 360° x 270° field-of-view
  • Unique dual-window design
  • Fully selectable field-of-view and scan density
  • Bore-sighted digital camera for automatically calibrated photo overlays
  • <6 mm spot size @ 50 m
  • 6 mm positional accuracy @ 50 m
  • Height-of-instrument (H.I.) measurement
  • Setup over survey point
  • Flexible “hot-swap” power supply system
  • QuickScan™ button
Data export Format dari Leica HDS 3000
Indirect Export Format
AutoCAD (via COE for AutoCAD plug-in)
MicroStation (via COE for MicroStation plug-in)
PDS (via MicroStation, COE for MicroStation plug-in)
AutoPLANT (via AutoCAD, COE for AutoCAD plug-in)
Direct Export Format
ASCII point data (XYZ, SVY, PTS, PTX, TXT)
BMP, JPEG, TIFF
Cyclone Object Exchange (COE) format (COE Data Transfer Products)
READMORE